Ada yang Tahu Teknologi Pendidikan?

Alhamdulillah, Sabtu (15/06/19) kemaren berkesempatan untuk kembali ke kampus Universitas Negeri Jakarta untuk bersilaturahim dengan teman-teman yang aktif di organisasi kemahasiswaan (ormawa). Walaupun yang dateng masih sedikit, insya Alloh nantinya bisa lebih banyak lagi.

.

Saat masuk kuliah dulu, status kampus masih IKIP. Bagi yang tidak tahu IKIP – Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ya betul sekali, IKIP adalah lembaga yang mencetak para guru dan pendidik. Setahun saya masuk, status IKIP berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta, dan ini juga terjadi di seluruh IKIP di seluruh Indonesia, berubah jadi Universitas. Tujuannya saat itu adalah agar meningkatkan daya saing lulusan tidak hanya menjadi guru tapi juga bidang-bidang lain, karena ada jurusan non keguruan. Makanya, motto dari UNJ saat itu (dan masih) adalah Building Future Leader.

.

Saya tidak akan membahas terlalu detail tentang UNJ tapi izinkan saya bercerita tentang jurusan saya di UNJ.

Saya masuk di Jurusan Teknologi Pendidikan, salah satu alasan simple nya adalah yang tidak ngajar di kelas sebagai guru. Setelah nanya-nanya, akhirnya TP mantab dipilih. Sebenarnya ini pilihan kedua saat UMPTN dulu, pilihan pertamanya Psikologi.

.

Nah kembali lagi ke TP, setelah masuk dan mempelajari ternyata asyik juga ya kuliah di sini. Coba bayangkan kita bisa belajar tentang cara belajar yang efektif, bagaimana mengelola pembelajaran, menyiapkan bahan pembelajaran, bahkan bagaimana membuat media yang menarik.

.

Asyiknya lagi ada mata kuliah Fotografi, Sinematografi, Rekaman audio visual, dan mata kuliah unik yang lain. Mungkin kalian bertanya-tanya sebenarnya apa aja sih yg dipelajari?

Di TP dulu dibagi ke dalam 3 ranah:

1. Teknologi Kinerja, yang membahas tentang human performance technology. Di dalamnya ada training, budaya belajar, dll. Dan saya memilih mendalami yang ini.

2. Media Pembelajaran. Tentang bagaimana kita mempersiapkan media belajar yang menarik, membuat modul, dll.

3. Kurikulum. Bagaimana mengelola pembelajaran di lembaga pendidikan.

Memang itu bukan spesialisasi, tapi sangat disarankan kami yang kuliah dulu untuk memilih salah satu pendalaman tersebut. Katena kalau kita belajar semua, kita banyak tahu tapi isinya cuma setengah-setengah.

Dan akhirnya memang saya memilih di ranah teknologi kinerja, sepertinya ini adalah passion saya. Masih ada hubungannya dengan psikologi yang waktu itu gak dapet. Hehheheh.

.

Sampai kemudian skripsi saya juga fokus di teknologi kinerja, dan saat itu ada satu pembahasan yang menarik dan masih baru (pada masanya) yaitu tentang Learning Organization. Awalnya yang menulis adalah Prof. Yusufhadi Miarso (alm). Dengan tekad yang bulat akhirnya Bismillah ambil tema skripsi tersebut. Saat itu belum ada yang menulis tentang Learning Organization, jadi harus bener-bener riset dan cari bahan sendiri. Pernah ada adik kelas yang cerita, skripsi saya sekarang banyak yang menjadikan rujukan. Dan setelahnya baru ada mata kuliah yang membahas tentang Learning Organization tersebut.

.

Singkatnya, setelah kerja saya juga banyak di dunia training dan pengembangan, khususnya di dunia sales. Banyak pemgalaman di dunia praktisi yang di akademis itu tidak ada. Mungkin karena itu juga saya lebih menyukai mendalami di dunia praktisi training, pengembangan dan teknologi pikiran. Setiap orang punya pilihan masing-masing.

.

Intinya, temukan passion Anda pada pilihan yang sudah diambil, tekuni, dalami dan jadilah profesional di bidang tersebut.

Depok, 16 Jun 2019

Posted on 16 June 2019, in Artikel. Bookmark the permalink. 3 Comments.

  1. Untuk kerja lulusan tekpend nnti seperti apa Kak?, Kebetulan saya ingin lanjut kuliah dan penasaran jurusan ini

    • Bisa sebagai module developer di lembaga training, kerja di pusdiklat pemerintah, perancang pembelajaran, atau bahkan sebagai trainer.
      Beberapa ada yg menjadi designer media pembelajaran dan konsultan pembelajaran. Skrnag pilihannya banyak.

  2. ya Allah baru tau kalo jurusan kuliah kita sama Coach, cuma beda Almamater aja

Leave a comment