Jangan Baca Kalo Pikiran dan Perasaan Loe belum Tenang…..

Ketika Anda membaca tulisan ini, Anda akan merasakan suatu perasaan yang LUAR BIASA nyaman, perasaan rileks dan tenang, apapun pikiran Anda sekarang, bagaimanapun perasaan Anda sekarang…,

Dan ketika Anda belum merasakan perasaan damai dan tenang, cobalah untuk berhenti membaca sejenak, pejamkan mata dan tariklah nafas dalam-dalam, dan keluarkan perlahan. Semakin dalam Anda menarik nafas, semakin nyaman dan rileks pikiran dan perasaan Anda.

Dan ketika Anda mencoba menolak untuk melakukannya, semakin kuat dorongan untuk mencobanya…, semakin kuat dan semakin kuat…., Dan ketika Anda telah mencobanya, Anda akan tersenyum dan bersyukur kepada Allah Yang Maha Mengatur kehidupan ini.

Sesungguhnya energi kebahagiaan, kedamaian, kasih sayang dan keberanian berserak di sekeliling kehidupan kita. Kadang dia ada di pengemis yang nongkrong di pinggir jalan, kadang ia juga datang bersama lantunan lagu pengamen dengan parfum khas wangi matahari, kadang dia bersembunyi di balik taman hijau penuh bunga mewarna. Kedamaian, kebahagiaan, cinta dan kasih sayang akan hadir dan menghampiri kita ketika pikiran dan perasaan kita satu frekuensi dengan energi-energi tersebut. Dia datang sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan rasakan, semakin nyaman hati kita, semakin tenang pikiran kita, semakin banyak kenyamanan dan ketenangan menghampiri kita, dengan BERLARI bahkan secepat kilat saat kita belum menyadari bahwa kita sedang merasakan kebahagiaan.

Kadang kita menolak untuk bahagia, karena yang ada di pikiran kita adalah kesusahan, seringkali kita tidak mau keberlimpahan dan rezeki berlimpah, karena kita selalu merasa kekurangan. Seringkali kita menolak datangnya hidayah, karena hati kita KERAS sekeras batu karang. Seringkali kita minta dihormati, diistimewakan, sementara EGO kitalah panglima kehidupan kita dengan baju kesombongan, maka yang akan hadir adalah penghinaan dan kehinaan.

Ketenangan hati akan kita dapat ketika kita menuju kepada Yang Maha Tenang. Kasih dan sayang akan kita dapatkan, ketika kita selalu ingat pada Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kelapangan hati akan kita dapatkan, ketika kita meminta kepada Yang Maha Luas. Dan semua itu akan selalu hadir dalam kehidupan kita, ketika kita menghadirkan Yang Punya Kehidupan dalam hati dan pikiran kita, dalam setiap gerak langkah kita, dalam setiap nafas kita, dalam setiap detakan jantung kita, dan seiring dengan detak jarum waktu yang terus berputar. Beriringan bersama berputarnya bumi pada porosnya, bersamaan dengan tunduknya bulan mengiringi bumi, bumi mengelilingi matahari, matahari mengelilingi pusat galaksi, dan bersama thawafnya alam semesta kepada Allah Tuhan Semesta Alam.

Sedikit saja kita keluar dari orbit yang sudah Allah tentukan, maka kehancuranlah yang kita dapatkan. Sekarang bayangkan, betapa sering  kita keluar dari garis orbit yang sudah Allah tetapkan. Betapa banyak waktu yang kita lewatkan, sementara kita lupa untuk mengingat-Nya. Betapa banyak nikmat Allah yang telah kita ingkari. Jika hati kita adalah alam semesta, coba bayangkan betapa tidak karuan bentuk hati kita, penuh noda, penuh luka, hancur, tidak berbentuk bahan hitam legam. Betapa kerasnya hati kita, saat energi kebaikan mulai mengalir dalam hati-hati kita, karena ego kita, kita tolak kebaikan tersebut. Dan bahkan, airmata kita pun kering untuk menangis dan mengadu pada Allah, air mata kita habis karena terkuras demi sinetron yang kita tonton, demi novel picisan di depan kita. Sesungguhnya air mata yang selamat dari api neraka, adalah air mata yang menangis karena takut kepada Allah.

Posted on 29 January 2009, in Artikel, Estetika, Hikmah, SDM, spiritual. Bookmark the permalink. 4 Comments.

  1. ” Kadang kita menolak untuk bahagia, karena yang ada di pikiran kita adalah kesusahan, seringkali kita tidak mau keberlimpahan dan rezeki berlimpah, karena kita selalu merasa kekurangan. Seringkali kita menolak datangnya hidayah, karena hati kita KERAS sekeras batu karang. Seringkali kita minta dihormati, diistimewakan, sementara EGO kitalah panglima kehidupan kita dengan baju kesombongan, maka yang akan hadir adalah penghinaan dan kehinaan. “…..menyentuh hati banget, tulisannya bagai tetes embun yang membasahi hati yang kusam, n bagai cermin untuk diri….
    saluuut deh

  2. Wow, Linguistic’nya… Sesuai kata Tiwi, menyejukan… dan “menyentuh”…

    Bravo Kawan…

    Kubik Pojok – The House of Passionate Life –

  3. Nunung Widyowati

    Sesungguhnya energi kebahagiaan, kedamaian, kasih sayang dan keberanian berserak di sekeliling kehidupan kita.
    * Bahagia kalau dipikiran kita berpikir untuk bahagia, karena bahagia itu adalah pilihan.
    * Damai, dimana kita mampu mengolah diri kita menjadi diri yang menanamkan kedamaian, dimulai dari hal terkecil sekalipun.
    * Kasih Sayang, belajar menjadi jiwa yang peduli terhadap diri kita sendiri. Dan tidak menutup kemungkinan akan timbul rasa Kasih Sayang terhadap sesama.
    * Keberanian adalah berani menghadapi situasi yang akan terjadi di kehidupan kita, bahkan dalam keadaan sulit sekaligus.
    —————
    Terima kasih ibu Nunung, atas pelengkapnya, menjadikan artikel dan pemahaman kita semakin kaya.
    @roianjass

  4. Pertama baca tulisan ini (3 bln yg lalu) hanya sambil lalu saja….tapi ketika baca ulang tulisan ini, ya alloh bener2 “menyentuh”, menyadarkan dan mengingatkan banyak hal….sampe ga bs komen…
    ayoo dong, kapan nieh nulis lagi??

Leave a comment