Ironi Bahasa dan Pikiran Bawah Sadar
Mencermati kondisi bangsa akhir-akhir ini, membuat saya terpanggil untuk
menuliskan fenomena bahasa dan kuatnya pengaruh ke dalam pikiran bawah
sadar kita.Para pakar kekuatan pikiran, mind technology, Neuro-Linguistic Program
(NLP), Hypnotherapy, pasti mengetahui bagaimana kekutan kata-kata (sugesti)
yang bisa mempengaruhi pikiran bawah sadar (subconscious mind).
Kata para pakar tersebut, jika kita menginginkan sesuatu maka kita bisa
memprogram sesuatu itu dengan sugesti dan visualisasi. Nah agar sugesti dan
visualisasi itu bekerja maksimal, salah satu syaratnya adalah sering-sering
mengucapkan apa yang kita inginkan dengan KALIMAT POSITIF bukan apa yang
TIDAK DIINGINKAN.
Contoh dalam kehidupan kita sehari-hari, jika kita bilang ke anak kita
“Kamu jangan nakal ya nak….” Maka pesan yang diterima bawah sadar si anak
adalah “Kamu nakal ya nak….” Atau “Jangan lari-lari, nanti
jatuh…..” maka pesan yang juga diterima anak adalah “lari-lari saja,
nanti juga jatuh…..”
Masih belum yakin dengan kekuatan kata JANGAN dan NEGATIF?
Coba perhatikan kata-kata berikut :
“Jangan pikirkan apel warna merah…!” apa yang terjadi ? iyaa…, Anda justru
memikirkan apel yang warna merah kan?
Maka tidak heran, jika fenomena JANGAN itu juga terjadi di sekolah. Kata
guru,”Jangan jadi murid yang males belajar…” atau “Jangan lupa, kerjakan
tugas kelompok ini/PR ini….!” Dan Anda sudah tahu dong, pesan apa yang
diterima siswa…..
Nah ternyata, fenomena di atas juga masih terjadi di pemerintahan kita,
Indonesia. Seperti Anda ketahui, saya ulang lagi, jika kita menginginkan
sesuatu terjadi, maka gunakan kata-kata positif.
Rupanya ini luput dari pemahaman pemerintah kita, baik eksekutif,
legislatif maupun yudikatif. Contoh kekeliruan itu adalah,
– Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Yang terjadi korupsi semakin canggih dan merajalela.
– Badan Narkotika Nasional (BNN). Ini juga, narkotika koq malah dilembagakan.
– Satuan Tugas (SATGAS) Pemberantasan Mafia Hukum. Hmm, kalo yang ini canggih-canggihan mafia, trus siapa yang mafia? Heheheh….
– Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88). Dan teror itu terus terus subur berkembang…
– Rumah Sakit. Dalam bahasa Inggris Hospital, bisa jadi dari kata Hospitality. Anda tahu kan arti hospitality, ya keramahtamahan. Kalau Rumah Sakit, apalagi punya pemerintah, biasanya pelayanannya semuanya, perawat dan tenaga medisnya jarang senyum, bahkan cenderung bikin kesel. Oleh karena itu juga, banyak orang-orang Indonesia (yang Kaya) berobat keluar negeri, karena di sana pelayanannya menyenangkan.
Anda masih punya contoh penggunaan bahasa yang ironi dalam kehidupan sehari-hari? Anda boleh menambahkannya koq…., sekaligus usulan perbaikannya.
Dan saat tulisan ini saya buat (8/9/11), Presiden SBY juga menggunakan kata JANGAN. Judul berita dari beberapa media online kompak, “Presiden: Anggaran Alutsista Jangan Dikorupsi “. Anda bisa menterjemahkan sendiri, seperti “Kalau anggaran yang lain boleh dong….”, atau secara bawah sadar justru diterima pesannya ” Anggaran Alutsista Dikorupsi”. Contoh yang lainnya masih banyak, Anda bisa mencari sendiri…..
Solusi
Nah untuk nama-nama lembaga negara (komisi, satgas dan sejenisnya) bisa saya contohkan sebaiknya seperti di bawah ini:
– KPK Komisi Pemerintahan Bersih (KPB)
– BNN Badan Nasional Sehat Jiwa Raga (BNSJRG)
– SATGAS Mafia Hukum Tidak perlu, sudah ada KPK, Polisi sama Jaksa. Tapi kalau tetap di adakan, SATGAS Hukum dan Keadilan
– Densus 88 anti teror. Jadi satgas taat dan patuh hukum, (heheheh maksa.com).
– Rumah Sakit Rumah Sehat Senyum.
Nah, jika Anda tidak mempunyai kekuatan untuk merubah apa yang sudah ada,
minimal kita bisa merubah apa yang ada di pikiran kita. Karena pikiran kita
mudah dikontrol, mudah dikelola dan tidak tergantung dengan orang lain.
Bagaimana caranya? Ya dengan berpikir dan berperasaan positif (positive
thinking and feeling) dan mengatakan hal-hal yang positif. Ingat, kata-kata
kita sangat mempengaruhi pikiran kita.
Posted on 8 September 2011, in Artikel, Intermezo, SDM and tagged bawah sadar, hipnosis, korupsi, KPK, NLP, Polisi, politik. Bookmark the permalink. 1 Comment.
saya setuju banget….mas….