Hikmah di Balik Masalah

UN SDPernahkah Anda mendengar orang yang selalu mengeluh dengan masalahnya? Seorang teman yang datang selalu dengan masalah? Atau Anda sendiri yang merasa kerap dirundung masalah?

Apapun kondisi yang Anda alami dalam kehidupan, masalah pasti ada dalam kehidupan kita. Bahkan bisa jadi kita dibayar, punya penghasilan, karena ada masalah. Jadi kalau kita tidak punya masalah, tentu kita sudah tidak lagi hidup di dunia ini.

So, berbahagia Anda yang punya masalah.

Namun faktanya di lapangan, justru banyak orang yang MERASA hidup nya sudah berakhir karena masalah yang selalu datang dalam hidupnya.

Bicara tentang masalah, seringkali kita tidak sadar kita punya masalah, kekurangan, dan butuh perbaikan.
Allah punya caranya sendiri yang unik untuk mengingatkan salah dan masalah kita.
Ada yang halus sekali, ada yang sedang saja, ada yang perlu dibenturkan dan dijatuhkan, barulah kita tersadar dengan salah dan masalah kita.

Bicara tentang salah dan masalah erat kaitannya dengan rasa takut. Dan tahukah Anda, takut adalah motivasi terbesar dalam kehidupan kita.

Banyak orang yang berubah ketika dihadapkan pada masalah dan rasa takut. Contoh dalam kehidupan sehari-hari :

  1. Seorang anak yang takut dimarahi sama orang tua karena nilainya jelek, dia belajar sungguh-sungguh, dan ternyata nilainya bagus.
  2. Seorang karyawan takut dapat surat peringatan (SP) dan dipecat, akhirnya dia berubah menjadi lebih rajin.
  3. Seorang istri yang takut suaminya selingkuh, akhirnya dia sungguh-sungguh diet dan merawat diri.

dan …masih banyak contoh lain dalam kehidupan. Dalam kajian NLP orang yang termotivasi karena rasa takut dan menghindari hal-hal yang tidak dia inginkan disebut Away from Motivation.

Ada yang bertanya, apakah ini jelek, jawabanya adalah tidak. Karena fitrahnya manusia tergerak itu dengan 2 hal, takut dan harap. Makanya ada surga dan neraka, ada pahala dan dosa.

Di samping Away, adalah juga Toward to motivation. Maksudnya adalah ada orang-orang yang memang tergerak untuk meraih pencapaian, prestasi, pujian dan kesenangan.

Contohnya :

  1. Seorang anak yang mau belajar karena diiming-imingi hadiah,
  2. Anak yang mau gosok gigi jika besoknya dikasih hadiah.
  3. Seorang karyawan yang bekerja dengan sungguh-sungguh karena membayangkan akan mendapatkan bonus yang besar.
  4. Seorang sales yang sangat gigih mencapai target karena terbayang bisa pergi jalan-jalan ke luar negeri.
  5. Seorang calon nasabah membeli asuransi unit link karena ingin mendapatkan potensi hasil investasi dan memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya.

Jadi baik rasa takut dan harap, reward maupun punishment bisa efektif dalam mendorong seseorang dalam meraih apapun yang mereka inginkan.

Seorang coach, leader dan bahkan orang tua bisa memanfaatkan 2 sisi yang berbeda tersebut untuk menggerakkan coachee, team, ataupun anaknya.

Banyak orang yang hanya fokus pada 1 sisi saja, hanya sisi away ataupun toward saja, maka dampaknya kurang bisa efektif. Temukan dua kontras tersebut dan gunakan 2 hal tersebut dengan baik saat melakukan sesi coaching maupun obrolan dengan anak-anak.

Nah kembali ke salah, masalah dan teguran dari Allah, apapun bentuk teguran tersebut mari jadikan semua bentuk teguran itu sesuatu yang bisa memotivasi diri untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Apakah sebagai leader, sebagai suami atau istri, sebagai karyawan, siswa-mahasiswa, sebagai orang tua – anak, dan peran maupun identitas apapun yang melekat dalam diri kita.

Nah sekarang masih berasa masalah Anda berat?

Posted on 16 August 2017, in Artikel, Hikmah, Pendidikan, SDM, spiritual, terapi, Training and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment